Minggu, 17 November 2013

INVASI PEMIKIRAN (AL GHAZWUL FIQR)


A.    PENGERTIAN AL GHAZWUL FIQR

1.    Secara Bahasa ghazwul fikri berasal dari bahasa Arab, terdiri dari dua suku kata yaitu Ghazwah dan Fikr. Ghazwah berarti serangan, serbuan atau invansi (Perang). Sedangkan Fikr berarti pemikiran. Jadi, menurut bahasa Ghazwul Fikri adalah serangan atau serbuan (perang) pikiran atau perang yang sasarannya adalah pemikiran (otak ummat Islam).
2.     
Secara Istilah ghazwul fikri adalah invasi yang diarahkan untuk merusak pola pikir (otak) ummat Islam agar makin jauh dari sumber ajaran Islam yang asli (Al Qur’an dan Sunnah) sehingga dengan sebab itu mereka menjadi pembebek/pengekor barat (Baca Kristen dan Yahudi) bahkan jika mungkin, ummat Islam terutama generasi mudanya menjadi budak Kristen dan Yahudi dalam berbagai aspek/dimensi kehidupan.....


B.    KESIMPULAN UMUM AL GAZWUL FIQR

Adalah Invansi/serangan pemikiran atau dalam bahasa Inggris disebut dengan brain washing, thought control (kontrol pikiran) adalah istilah yang menunjukkan kepada suatu program yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur oleh musuh-musuh islam dengan tujuan melakukan pendangkalan pemikiran dan cuci otak kepada kaum muslimin. Hal ini mereka lakukan agar kaum muslimin tunduk dan mengikuti cara hidup mereka sehingga melanggengkan kepentingan mereka untuk menjajah/mengeksploitasi sumber daya milik kaum muslimin karena kita tahu bahwa negeri-negeri muslim terkenal dengan negeri-negeri yang kaya akan sumber daya Alam dan sumber daya manusia.

C.    KEUNGGULAN GHAZWUL FIQR DIBANDINGKAN PERANG KONVENSIONAL

Invansi pemikiran atau ghazwul fikri dilakukan oleh musuh-musuh Islam dengan pertimbangan bahwa dibandingkan dengan melakukan peperangan secara militer atau fisik, Al Ghazwul Fikri memiliki keunggulan sebagai berikut :
  
TABEL PERBANDINGAN INVASI MILITER DENGAN INVASI PEMIKIRAN (GAZWUL FIQR)
  ASPEK TINJAUAN
INVASI MILITER
INVASI PEMIKIRAN
Biaya
Sangat Mahal
Murah dan dikembalikan
Jangkauan
Terbatas di Medan Tempur
Sangat luas (Sampai kmr tdr)
Akibat
Sasaran merasakan akibatnya
Sama sekali tidak merasakan
Dampak
Sasaran mengadakan perlawanan
Bisa jadi kawan bahkan idola
Senjata yg digunakan
Senjata berat
Slogan, Teori, iklan, artis,

“kalau bisa yang mudah  menghapa harus pilih yang sulit”

D.    SEJARAH AL GHAZWUL FIQR 

Sejarah Ghazwul Fikri (GF) sudah ada sepanjang usia manusia manusia, dimulai dari sejak diciptakannya Adam As, dan makhluk yang pertama kali melakukannya adalah iblis laknatullah ketika ia berkata kepada Adam as.,
  


   وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ (٢٠)


Dan berkatalah Iblis. Rabmu hanya melarang kalian mendekati pohon ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi. “ (Q.S.Al – A’Raaf:20)
Dalam perkataannya, iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang kalian memakan buahnya tetapi Adam dan Hawa hanya dilarang mendekati sebagaimana firman-Nya;

وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ ١٩

"Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu jadilah kamu berdua Termasuk orang-orang yang zalim."

Iblis mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan alasan pelarangan Allah yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam as tidak punya pengetahuan tentang sebab tersebut. Demikian pula murid-murid iblis dimasa kini selalu berusaha menyimpangkan fakta dan informasi yang ada sesuai dengan maksud jahatnya. Dan hal tersebut dilakukan oleh iblis dan murid-muridnya dengan cara yang sangat halus dan licin sehingga efeknya tidak diketahui bahkan tidak dirasakan jika seseorang atau sekelompok orang telah menjadi korbannya, karena hanya orang-orang yang dirahmati Allah SWT yang mampu mengetahuinya.
 
Sejarah Al Ghazwul Fiqr di negeri-negeri Islam sesungguhnya berawal dari kekalahan Kristen dalam perang salib. Karena dendam yang membara itulah, dengan semangat 3 G (Gold, Gospel and Glory) mereka mangadakan penjelajahan keluar benua Eropa untuk menguasai dan menjajah negeri-negeri muslim setelah peradaban Islam di Eropa berhasil mereka hancurkan. Seperti kata panglima perang salib Lion Heart si Hati Singa sewaktu pasukannya kalah dari pasukan Sholahuddin Al Ayyubi ; “Sudah jelas sekarang bahwa untuk menghancurkan ummat Islam, kita (Baca ; Barat, Kristen) tidak bisa melakukannya dengan perang konvensional, karena Ummat Islam datang ke medan perang dengan tujuan mati syahid, sedangkan orang-orang kristen datang ke medan perang dengan tujuan harta dan kekuasaan”. (Seperti bunyi setiap surat panglima perang Islam syaifullah (pedang Allah) Khalid Ibnul Walid : “Masuklah Islam dan taatlah pada Allah dan Rasul-Nya, karena kami adalah sekelompok pasukan yang datang menemui kalian dimana kami lebih mencintai mati dari hidup”.
 
E.     TARGET SERANGAN

1.  Bidang Pendidikan

Pendidikan adalah aspek penting yang menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa. Oleh sebab itu, bidang pendidikan merupakan target utama dari ghazwul fikri. Ghazwul fikri yang dilakukan dibidang pendidikan, diantaranya dengan membuat kurikulum dimana sedikitnya porsi pendidikan agama di sekolah umum (hanya 2 jam sepekan), itupun dengan target agar para siswa memperoleh nilai yang tinggi (dunia oriented), tidak menyentuh subtansi yang sebenarnya yakni mengenalkan dan mengajarkan akhlaq Islam kepada anak didik. Hal ini berdampak sangat fatal pada fondasi dan pehaman agama yang dimiliki oleh para siswa. Dengan lemahnya basis agama mereka, maka terjadilah tawuran, seks bebas pelajar, dekadensi moral penyalahgunaan narkoba dan sebagainya (Akibat jangka pendek). Sedangkan dampak jangka panjangnya lebih berbahaya, yaitu rendahnya kualitas pemahaman agama para calon pemimpin bangsa dimasa depan. Termasuk ghazwul fikri dibidang pendidikan adalah campur baurnya antara pelajar pria dan wanita.

2.     Bidang Sejarah

Materi tentang sejarah dunia dan ilmu pengetahuan telah diputarbalikkan sehingga hampir tidak ditemui sama sekali pemaparan tentang sejarah para ilmuan Islam dan sumbangannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam sejarah, yang dibahas hanyalah ilmuan barat yang nota bene kafir, yang pada akhirnya membuat generasi muda menjadi silau dengan tokoh – tokoh kafir dan minder terhadap sejarahnya sendiri. Dan akibatnya bisa kita rasakan saat ini, kita bangga ketika berpidato, berceramah, menulis, yang dengan fasih kita sebutkan satu persatu dari tokoh-tokoh barat dengan konsep dan pemikiran-pemikiran mereka, tapi kita miskin akan pemahaman sejarah Islam, Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Lihatlah misalnya, ketika berbicara tentang sejarah Islam, di benak mereka hanyalah terbayang sejarah peperangan dengan pedang dan darah sebagaimana yang selalu digambarkan barat. Sehingga di barat, yang dikenal mereka akan Islam adalah peperangan, terorisme, pingitan terhadap kaum perempuan, beristri banyak (polygami) dll.

Hal ini lebih diperparah dengan sejarah nasional, penamaan perguruan tinggi, istilah-istilah dalam Pancasila, penghargaan dan pusat ilmu lainnya dengan bahasa Hindu Sanksekerta, sehinga semakin hilanglah mutiara kegemilangan Islam dihati para generasi muda. Tetapi anehnya, hampir sebagian besar kebijakan mengenai hal tersebut tersebut dilakukan oleh mereka yang KTP-nya bertuliskan agama Islam.

3.  Bidang Ekonomi 

Ghazwul fikri yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi dari motto ekonomi  yang mengadopsi pemikiran Adam Smith (konon bapak ekonomi walau tidak diketahui siapa yang mengangkatnya) yaitu ;“berusaha dengan modal yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya”. Prinsip ini ditelan habis oleh umat Islam tanpa sedikitpun melakukan filterisasi. Karena itu, di masa seperti sekarang ini halal atau haram bukan hal penting,  yang penting adalah bagaimana meraup untung sebesar-besarnya. Dibawa bendera kapitalisme, liberalisme dan neo liberalisme ekonomi kita berkembang diatas prinsip hutang, riba, monopoli, rentenir (perbankan dengan sistem bunga) dll.

4.  Ilmu Alam dan Ilmu-Ilmu sosial

Pada bidang ilmu – ilmu alam, ghazwul fikri terbesar yang dilakukan adalah dengan dilakukannya sekularisasi antara ilmu pengetahuan dengan ilmu agama. Bahaya lainnya adalah penisbatan teori–teori ilmu pengetahuan kepada para ilmuan tanpa mengembalikannya kepada sang pemberi dan pemilik ilmu, sehingga mengakibatkan kekaguman dan pujian hanya berhenti pada jati diri para ilmuwan dan tidak bermuara kepada Allah SWT.
Hal lain adalah berkembangnya berbagai teori-teori sesaat yang sebenarnya belum diterima secara ilmiah, tetapi disebarkan secara besar-besaran oleh kelompok-kelompok tertentu untuk menimbulkan keraguan pada agama. Misalnya, teori tentang asal usul makhluk hidup (the origins of species) dari Darwin (yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari penemuan Herbert Spencer) yang sebenarnya masih ada the missing link yang belum dapat menghubungkan antara manusia dan kera, tapi sudah “ diindoktrinasikan “ kemana-mana. Atau, teori Libido seksualnya Freud, yang menyatakan bahwa jika manusia tidak dibebaskan sebebas-bebasnya terhadap keinginan seksualnya, akan mengakibatkan terjadinya gangguan kejiwaan. Teori ini sudah dibantah secara ilmiah dan pencetusnya sendiri (Freud) yang terus menggembar-gemborkan kebebasan seksual sampai akhirnya Freud mati karena menderita penyakit kejiwaan (psikopath).

5.  Bahasa

Ghazwul fikri  dibidang bahasa adalah dengan tidak diajarkannya bahasa Al Qur’an di  sekolah -sekolah karena menganggapnya tidak perlu. Hal yang nampaknya remeh ini sebenarnya sangat besar akibatnya dan menjadi bencana bagi kaum muslimin Indonesia secara umum. Dengan tidak memahami Al – Qur’an, mayoritas kaum muslimin menjadi tidak mengerti apa kandungan Al Qur’an, seperti firman Allah dalam surah Al Baqarah : 78 
 
وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ إِلا أَمَانِيَّ وَإِنْ هُمْ إِلا يَظُنُّونَ  ٧٨ 

"Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (taurat), kecuali hanya berangan-angan dan mereka hanya menduga-duga“. 

Akibatnya, Al – Qur’an menjadi sekedar bacaan tanpa arti Al – Qur’an hanya dinikmati iramanya, dipertandingkan melalui MTQ, yang akhirnya ditinggalkan seperti yang disebutkan dalam surah Al Furqaan : 30
                                                                                                                          
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا  ٣٠

“Berkata Rasul : Ya tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan“

Dampak lain dari kebodohan terhadap bahasa Al Qur’an (Bahasa Arab) adalah terputusnya hubungan kaum muslimin dengan perbendaharaan ilmu-ilmu ke-Islaman yang telah disusun dan dibukukan selama hampir 1000 tahun oleh para pakar dan ilmuwan Islam terdahulu yang jumlahnya mencapai jutaan judul buku, mencakup bidang akidah, tafsir, hadist, fiqih, sirah, tarikh, ulumul qur’an, tazkiyyah dan sebagainya.

6.  Hukum

Ghazwul fikri pada aspek hukum adalah penggunaan acuan hukum warisan kolonial yang masih dipertahankan sebagai hukum yang berlaku, reduksi, dan penghapusan hukum Allah SWT dan  Rasul-Nya. Rasa takut dan alergi terhadap segala yang berbau syariat Islam merupakan keberhasilan ghazwul fikri dibidang ini. Penggambaran potong tangan bagi pencuri dan rajam bagi penzina selalu ditonjolkan saat pembicaraan-pembicaraan tentang kemungkinan adopsi terhadap beberapa hukum Islam. Mereka melupakan bahwa hukum Islam berpihak (melindungi) korban kejahatan, sehingga hukuman keras dijatuhkan kepada pelaku kejahatan agar perbuatannya tidak terulang dan orang lain takut untuk berbuat yang sama. 

8.  Media massa

Hari ini media massa menjadi alat ghazwul fikri yang paling sukses menyesatkan ummat Islam. Pengaruh media massa begitu kuatnya sehingga semua isinya hampir ditelan mentah-mentah oleh umat Islam tanpa melakukan filter dengan baik.  Gaya hidup hedonisme ditanamkan oleh barat yang menguasai media hari ini kepada ummat Islam. Hal ini jelas besar dampaknya dan berpengaruh sangat buruk terutama pada generasi muda Islam dalam memilih, menentukan, cita-cita dan tujuan hidupnya. Produk lain dari ghazwul fikri yang menonjol dalam media TV, misalnya porsi film – film Islami yang dapat dikatakan tidak ada. Film yang diputar 90%  adalah film bergaya barat, sinetron picisan dengan tema yang tidak pernah lepas dari L (Love), S (seks),  dan M (Mode). Kalaupun ada film, sinetron yang berbau Islam, penggambaran tokohnyapun lebih daripada mendiskreditkan Islam dan ajarannya. Film “Perempuan Berkalung Sorban” Misalnya, menggambarkan begitu luar biasanya pesantrean mengungkung kehidupan wanita dalam Islam. Sinetron “Penjual Bubur Naik Haji’, menggambarkan seorang haji yang pelit kikir dan medit serta penuh perhitungan.

F. Sasaran yang ingin dicapai dengan Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri )

Sasaran  utama yang hendak dicapai barat (baca Yahudi dan Kristen) dalam melancarkan ghazwul fikri adalah sebagai berikut :
1   Agar kaum muslimin menjadi condong terhadap gaya, perilaku dan pola pikir barat (Baca Kristen dan Yahudi), mengikuti millah (system hidup) dan setia kepada mereka  seperti digambarkan Allah SWT dalam QS. Al Baqarah 120 ;
                                                                                                                                        
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ    ١٢٠ 
 
 “Tidak akan pernah ridho (rela/ikhlas) kaum Yahudi dan tidak pula Nashara (Kristen) hingga kamu mengikuti millah (system hidup mereka)”
 Q.S. Al Isra :73

وَإِنْ كَادُوا لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهُ وَإِذًا لاتَّخَذُوكَ خَلِيلا (٧٣)  
“Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap kami, dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia.



 Q.S. Al Isra : 74
وَلَوْلا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلا ٧٤     
 “Dan kalau kami tidak memperkuatkan (hati)mu, niscaya kamu hampir condong sedikit kepada mereka.”

2.   Pada tahap ini diharapkan kaum muslimin beriman pada sebagiannya ayat – ayat Al – Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW, tetapi kafir terhadap sebagian yang lainnya. Sebagaimana dalam Q.S.Al Baqarah : 85

 أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ  ٨٥ 
      
 “Apakah kamu beriman pada sebagian Al Kitab dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat, Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.”

3.   Pada tahap akhir, mereka menginginkan agar generasi muda muslim mengikuti syahwat dan meninggalkan shalat, lalu perlahan-lahan mereka dimurtadkan dengan berbagai cara, atau biarlah tidak sampai murtad akan tetapi tidaklah mereka disebut muslim melainkan KTP-nya semata. Sebagaimana dalam QS. Maryam : 59
                                                                                                                                                    
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا (٥٩) 
 
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka akan menemui kesesatan.”
                                                                                                                                                          
QS Al Baqarah 217                                                                                                                       
                                                                                                                                                          
 وَلا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا

“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup”.
  
G.  TUJUAN AL GHAZWUL FIQR

1.  Menghambat kemajuan umat Islam agar tetap menjadi pengekor barat.
Berbagai macam pendapat nyeleneh yang ditebarkan para orientalis lewat media cetak dan elektronik berhasil menyita perhatian umat Islam dan tentu dibutuhkan energy yang besar untuk menghadapinya, baik untuk melakukan kajian, bantahan dan pelurusan. Hal ini tentu saja menjadi penghambat terhadap tujuan yang ingin dicapai, karena energy ummat Islam habis terkuras untuk menghadapi mereka.
2.    Menjauhkan umat Islam dari Al – Qur’an dan As Sunnah serta ajaran – ajarannya.
Kelompok anti Islam yang tergabung dalam dakwah orientalisme, mereka menanamkan keragu-raguan dan penyesatan terhadap umat Islam.  Ghazwul fikri menyeret  orang awam ke jurang yang memisahkan mereka dari ke-Islamannya. bahkan ada sebagian yang keluar dari Islam dan berpindah menjadi penganut agama lain.
3.  Memurtadkan umat Islam.
Inilah yang digambarkan Al – Qur’an dalam Surah Al Baqarah : 217  seperti yang saya sampaikan sebelumnya yang artinya; “ Mereka tidak henti – hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.

Demikian sedikit penggambaran mengenai apa Al Ghazwul Fiqr dan akibat yang akan ditimbulkannya jika ummat Islam lemah dan lengah dari peringatan Allah dan Rasul-Nya. Semoga ummat Islam dapat segera menyadari diri dan segera melakukan perbaikan. Wassalam

0 komentar:

Posting Komentar